BETAPA MANISNYA GADIS MENUTUP AURAT

BETAPA MANISNYA GADIS MENUTUP AURAT
BETAPA MANISNYA GADIS MENUTUP AURAT

Ahad, 18 Mac 2012

RAHMAT YANG SEMAKIN HILANGGGGGGGGGGGGGG 11 APRIL 2012...

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah telah menjadikan rahmat dalam seratus bahagian, maka ditahan pada-Nya yang sembilan puluh sembilan dan diturunkan dibumi satu bahagian, maka dengan satu bahagian itumasing-masing makhluk berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana khuatir memijak anaknya." Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Alhasan berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah mempunyai seratus rahmat, diturunkan kebumi hanya satu rahmat untuk penduduk dunia, maka mencukupi hingga habis ajal mereka, dan Allah akan mencabut rahmat itu yang satu pada hari kiamat untuk mengenapkan pada yang sembilan puluh sembilan, untuk diberikannya kepada para wali dan ahli taat kepada-Nya." Abul-Laits berkata: "Rasulullah s.a.w. telah menerangkan kepada kaum mukmin rahmat Allah s.w.t. supaya mereka bersyurkur kepada yang telah memuliakan mereka dengan rahmat-Nya dan rahmat amal soleh, sebab siapa yang mengharapkan rahmat Allah s.w.t. harus beramal mengikut petunjukNya untuk mencapai rahmatNya. Allah s.w.t. berfirman: "Inna rahmatallahi qaribun minal mukhsinin." Yang bermaksud: "Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat pada orang-orang yang berbuat baik." "Faman kana yarju liqa'a rabbihi fal ya'mal amalan shaliha" Yang bermaksud: "Maka siapa yang mengharap mendapat rahmat dan bertemu kepada Tuhan-Nya, maka hendaklah beramal soleh." Ibn Abbas r.a. berkata: "Ketika turun ayat: "Warahmati wasi'at kulla syai'i." Yang bermaksud: "Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.", maka iblis laknatullah menonjol-nonjolkan diri sambil berkata: Saya termasuk dari sesuatu, tentu saya akan mendapat bahagian dari rahmat-Nya." Demikian pula kaum Yahudi dan Nashara (Kristien), kemudian diturunkan lanjutannya: "Fasa aktubua lilladz ina yattaquna wayu'tunazzakat walladzina hum biayatina yuminun." Yang bermaksud: "Maka Aku tetapkan rahmat-Ku pada orang-orang yang taqwa, jaga-jaga diri dari syirik dan mengeluarkan zakat, dan mereka percaya pada ayat-ayat Kami." Iblis laknatullah patah harapan untuk mendapat rahmat tetapi Yahudi dan Nashara merasa tidak syirik dan sudah mengeluarkan zakat dan percaya pada kitab Allah s.w.t. Kemudian turun ayat lajutannya: "Alladzina yattabi Uunarsulan nabiyyal ummiya." Yang bermaksud: "Ialah mereka yang mengikuti rasul nabi yang ummi yaitu Nabi Muhammad s.a.w." Sampai disini kaum Yahudia dan Nashara putus dari rahmat Allah s.w.t. Oleh sebab itu maka kewajipan utama bagi tiap-tiap orang mukmin memuji syurkur kepada Allah s.w.t. atas kurniaan nikmat iamn yang diberikan Allah s.w.t. kepadanya, disamping mengharapkan semoga segala dosa-dosanya diampunkan oleh Allah s.w.t. Yahya bin Mu'adz Arrazi dalam doanya berkata: "Ya Allah, Engkau telah menurunkan satu rahmat dan memuliakan kami dengan rahmat beragama Islam, apabila melengkapkan rahmat yang merata, bagaimana kami tidak akan mengharapkan pengampunan-Mu." Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said Al-khudri r.a. berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada seorang masuk syurga tanpa amal kebaikan, hanyaketika ia akan mati berpesan kepada keluarganya: "Jika saya meninggal bakar mayatku dan tumbuk tulang-tulangku sampai halus kemudian abunya taburkan separuh didarat dan separuh dilaut, maka ketika mati, dilaksanakan wasiatnya. Maka Allah menyuruh darat dan laut supaya mengumpulkan abunya, kemudian ketika ditanya: "Mengapa kau berbuat sedemikian itu?" Jawabnya: "Kerana takut kepadaMu Tuhan. Maka Allah mengampunkan baginya kerana takutnya kepada Tuhan itu." Abul-Laits meriwayatkan dari Athaa' dari seorang sahabat Rasulullah s.a.w. berkata: "Rasulullah s.a.w. datang kepada kami sedang kami tertawa. Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apakah kamu tertawa sedang api neraka menanti dibelakangmu. Demi Allah, saya tidak senang melihat kamu tertawa." Maka Rasulullah s.a.w. pergi membelakangi kami, sedang kami diam, seolah-oalh ada burung diatas kepala kami, kemudian kembali berjalan mundur kepada kami lalu bersabda: "Allah telah berfirman: "Nabbi'ibadi anni anal ghafuruuahim, wa anna adzabi huwal adzabul aliem" Yang bermaksud: "Mengapa kau mematahkan hati hambaKu, beritakan kepada mereka hambaKu bahawa Aku maha mengampun dan penyayang dan siksaKu, siksa yang sangat pedih." Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr Al-ash berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya bagi Allah tidak ada dosa yang tidak dapat diampunkannya, ada pada ummat yang sebelum kamu seorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang kemudian pergi kepada pendeta dan berkata: "Saya telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa, apakah ada jalan bagiku untuk bertaubat?" Jawab pendeta: "Tidak ada, sebab perbuatanmu sudah melampaui batas." Maka segera ia berdiri dan langsung membunuh pendeta itu sehingga genap yang dibunuh seratus orang. Kemudian pergi ke pendeta yang lain dan berkata: "saya telah membunuh seratus orang, apakah ada jalan bagiku untuk bertaubat?" Jawab pendeta itu: "Sebenarnya perbuatan mu sudah melampau dan saya tidak mengetahui, hanya disana ada dua dusun, yang satu bernama Bushro dan penduduknya orang-orang baik yang selalu mengerjakan amal ahli syurga, sedang yang lain bernama Kafrah, penduduknya hanya berbuat derhaka melakukan amal ahli neraka, maka bila kamu pergi ke Bushro dan mengikuti amal perbuatan mereka, maka jangan ragu bahawa taubat mu akan diterima." Maka pergilah ia ke Bushro, dan ketika ia ditengah jalan jatuh mati, maka bertengkarlah Malaikat Siksa dan Malaikat Rahmat, sehingga bertanya kepada Tuhan. Maka disuruh: "Ukur saja maka kedusun mana ia lebih dekat, masukkan ia kegolongan penduduknya." Tiba-tiba terdapat ia lebih dekat kedusun Bushro sekadar ujung jari, maka ia tercatat dari golongan penduduknya." Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud berkata: "Tiga macam yang saya berani bersumpah sedang yang keempat bila saya bersumpah pasti benar: • Allah s.w.t. tidak akan memelihara seseorang didunia, kemudian diserahkan kepada lainNya dihari kiamat. • Allah s.w.t. tidak akan menyamakan orang yang mempunyai bahagian dalam Islam dengan yang tidak mempunyai bahagian. • Tidak seorang yang cinta pada suatu kaum, melainkan akan berkumpul dengan mereka pada hari kiamat. • Allah s.w.t. tidak menutupi hamba didunia melainkan pasti akan menutupinya diakhirat. Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Mas'ud r.a. berkata: "Empat ayat surah Annisaa' bagi kaum muslimin lebih baik dari dunia seisinya." Ayatnya ialah: • Innallaha laa yagh firu an yusy roka bihi wayagh firu maa duna dzalika liman yasaa'u waman yusy rik billahi faqad iftara itsman adziima. Yang bermaksud: Allah tidak akan mengampuni pada orang yang syirik dan dapat mengampuni selain itu bagi siapa yang dikehendaki, dan siapa yang syirik (mempersekutukan Tuhan) maka ia telah berbuat dosa yang sangat besar. • Walau annahum idz dhalamu anfusahum jauka fas taghfarullaha was taghfara lahumurraluuhu lawajadullaha tawwaba rahima. Yang bermaksud: Andaikan ketika mereka berbuat zalim itu datang kepadamu (Nabi Muhammad s.a.w.), lalu minta ampun kepada Allah dan dimintakan ampun oleh Rasulullah, pasti mereka akan mendapatkan Allah itu maha pengampun lagi penyayang. • In taj tani bu kabaa ira maa tunhauna anhu nukaffir ankum sayyi aatikum wanud khilkum mud kholan kariima. Yang bermaksud: Jika kamu meninggalkan dosa-dosa yang besar yang telah dilarang, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosamu yang kecil-kecil dan memasukkan kamu dalam tempat yang mulia. • Waman ya mal suu'a au yadh lim nafsahu tsumma yas tagh firillaha yajidillaha ghafuu ra rahima. Yang bermaksud: Dan siapa berbuat kejahatan atau menganiaya diri sendiri kemudian membaca istighfar (minta ampun) kepada Allah, pasti akan mendapatkan Allah maha pengampun dan penyayang. Jabir bin Abdillah An-Anshari r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Syafaatku untuk orang-orang yang berdosa besar dari ummatku, siapa yang mendustakannya tidak akan mencapainya." Jabir r.a. berkata: "Orang yang tidak berdosa besar tidak memerlukan syafaat sebagaimana ayat ketiga diatas." Muhammad bin Almunkadir dari Jabir r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. keluar kepada kami dan bersabda: "Malaikat Jibril tadi datang kepadaku dan berkata: "Ya Muhammad, demi Allah yang mengutuskan mu sebagai nabi yang besar, sesungguhnya ada seorang hamba Allah yang beribadat selama lima ratus tahun diatas sebuah bukit yang lebar, panjangnya tiga puluh hasta kali tiga puluh hasta dan dikelilingi oleh laut seluas empat ribu farsakh dari tiap penjuru, disitu Allah s.w.t. mengeluarkan sumber air yang segar selebar satu jari dari bawah bukit, juga pohon delima pada tiap hari berbuah sebuah delima, maka bila siang hari turunlah orang itu untuk wuduk dan memetik delima, lalu dimakannya, kemudian berdiri sembahyang dan ia minta kepada Tuhan supaya dimatikan dalam sujud, dan supaya badannya tidak disentuh bumi atau lain-lainnya hingga bangkit dihari kiamat sambil sujud, maka Allah s.w.t. telah menerima permintaannya, kerana itu tiap kami naik turun dari langit selalu melaluinya ia sedang sujud. Jibril berkata: "Kami dapat dalam ilmu, bahawa ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan dihadapkan kepada Allah s.w.t. , lalu Allah s.w.t. menyuruh: "Masukkanlah hambaKu itu kedalam syurga dangan rahmatKu." Maka berkata orang itu: "Dengan amalku." Maka Allah s.w.t. menyuruh Malaikat supaya menghitung semua amalnya dan nikmatKu iaitu nikmat melihat (penglihatan), tiba-tiba nikmat penglihatan itu telah mengelilingi ibadatnya selama lima ratus tahun, sedang nikmat-nikmat Allah s.w.t. yang lain-lainnya belum. Maka Allah s.w.t. berfirman: "Masukkan ia kedalam neraka." dan ketika ditarik menuju keneraka, ia berkata: "Masukkanlah aku kedalam syurga dengan rahmatMu." Maka Allah s.w.t. berfirman kepada Malaikat: "Kembalikanlah ia." Lalu ditanya oleh Allah s.w.t.: "Hambaku, siapa yang menjadikan kau daripada tidak ada?" Jawabnya: "Engkau Tuhan." Lalu dutanya: "Apakah itu kerana amalmu atau rahmatKu?" Jawabnya: "Dengan RahmatMu." Lalu ditanya: "Siapakah yang memberi kekuatan kepadamu untuk beribadat lima ratus tahun?" jawabnya: "Engkau Tuhanku." Lalu ditanya lagi: "Dan siapakah yang menempatkan kau diatas bukit dan ditengah laut dan mengeluarkan air segar yang tawar dari tengah-tengah laut yang masin getir dan menumbuhkan buah delima tiap pagi, padahal buah itu hanya berbuah satu tahun satu kali, lalu kau minta kepadaKu untuk mati sujud, siapakah yang berbuat itu semua?" Jawabnya: "Engkau Tuhanku." Firman Allah s.w.t. : "Maka semua itu dengan rahmatKu." Malaikat Jibril berkata: "Segala sesuatu terjadi dengan rahmat Allah s.w.t.." Alhasan r.a berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Tiada berkumpul dua perasaan berharap pada rahmat Allah dan takut dari siksa Allah dalam hati seorang mukmin ketika akan mati melainkan pasti akan diberi oleh Allah harapannya dan dihindarkan dari ketakutannya." Abu Said Almaqburi dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Tiada seorang diantara kamu yang dapat selamat kerana amalnya sendiri. Seorang sahabat bertanya: "Engkau juga tidak, ya Rasulullah?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Saya juga tidak, kecuali Allah meliputi saya dengan rahmayNya, kerana itu sedang-sedanglah kamu dan tetapkan segala perbuatanmu dan beramal diwaktu pagi dan petang dan sedikirt diwaktu malam, sederhanalah supaya sampai dengan selamat." Anas r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Permudahkanlah dan jangan mempersukar dan gembirakan dan jangan menggusarkan." Ibn Mas'ud r.a. berkata: "Rahmat akan melimpah-limpah pada manusia dihari kiamat sehingga iblis laknatullah mengangkat kepalanya ingin mendapatkannya kerana luasnya rahmat Allah dan syafa'at orang-orang yang diberikan syafa'at oleh Allah s.w.t." Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Pada hari kiamat akan terdengar seruan dari bawah Arsy: "Ya ummat Muhammad, adapun dosa-dosamu terhadap Aku maka Aku maafkan bagi kamu dan tinggal yang terjadi diantara sesama kamu, maka maaf memaafkan diantara kamu dan masuklah kamu kesyurga dengan rahmatKu." Al-Fudhail bin Iyaadh berkata: "Rasa takut kepada Allah s.w.t. itu lebih baik bagi orang yang sihat tetapi jika ia sakit dan lemah (tidak kuat beramal) maka mengharap itu lebih baik, sebab jika sihat kuat untuk beramal taat dan meninggalkan maksiat sebaliknya bila telah sakit atau lemah maka mengharapkan rahmat itu yang lebih utama." Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad bin Alfadhel daro Ibn Abi Ruwad dari ayahnya berkata: "Allah s.w.t. menurunkan wahyu kepada nabi Daud a.s.: "Hai Daud, gembirakan orang-orang yang berdosa, dan peringatkan kepada orang-orang siddiq." Maka Nabi Daud a.s bertanya: "Bagaimana menggembirakan orang-orang yang berdosa dan mengancam orang-orang yang siddiq?" Allah s.w.t. berfirman: "Gembirakan orang-orang yang berdosa bahawa tidak ada dosa yang tidak dapat Aku ampunkan dan peringatkan pada orang siddiq supaya mereka tidak berbangga (sombong) dengan amal perbuatan mereka kerana bila Aku tegakkan keadilanKu dan perhitunganKu pada seseorang pasti binasa." Ibn Abi Ruwad dari ayahnya berkata: "Allah s.w.t berfirman: "Aku-lah Allah yang memiliki semua raja, hati raja-raja itu semua ditangan-Ku, maka tiap kaum yang Aku ridha. Aku jadikan hati raja itu rahmat pada mereka dan tiap kaum yang Aku murka, Aku jadikan raja itu siksa bagi mereka, kerana itu kamu jangan sibuk mengutuk raja dan taubatlah kamu kepadaKu nescaya Aku lunakkan hati mereka kepadamu." Al'alaa bin Abdirrahman dari ayahnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Andaikan orang mukmin mengetahui siksa yang disediakan Allah s.w.t. nescaya tidak akan mengharapkan syurgaNya seorang pun dan andaikata orang kafir mengetahui kebesaran rahmat Allah s.w.t. nescaya tidak akan merasa putus dari rahmat Allah s.w.t. seorangpun." Abu Ya'la lhusain bin Muhammad Annaisaburi meriwayatkan dengan sanadnya dari Ahmad bin Sahl berkata: "Saya bermimpi kelihatan Yahya bin Aktsam, maka saya bertanya kepadanya: "Apakah tang telah kau dapat dari Tuhanmu? jawabnya: "Saya dipanggil oleh Tuhan: "Hai orang tua yang jahat, kau telah berbuat ini dan itu." Maka jawabku: "Ya Tuhan, tidak sedemikian yang saya dengar tentang Engkau." Tuhan bertanya: "Apakah yang kau dengar tentang Aku?" Jawabku: "Saya telah mendengar dari Abdurrazzaq dari Ma'mar dari Azzuhri dari Urwah dari Aisyah r.a. dari Nabi Muhammad s.a.w. dan Jibril a.s. bahawa Engkau berfirman: " Tiada seorang muslim yang telah beruban dalam Islam, maka saya akan menyiksanya melainkan saya malu untuk menyiksanya." Sedang saya seorang yang telah sangat tua. Maka firman Allah s.w.t: "Benar Abdurrazzaq, dan benar Ma'mar dan benar Azzuhri dan benar Urwah dan benar Aisyah dan benar Nabi Muhammad s.a.w. dan benar Jibril dan benar apa yang Aku firmankan itu, ya Yahya. Aku tidak akan menyiksa orang tua yang beruban dalam Islam." kemudian saya diperintahkan kesebelah kanan ke syurga." Umar r.a. berkata: "Dia masuk kepada Nabi Muhammad s.a.w., tiba-tiba ia mendapati Nabi Muhammad s.a.w. sedang menangis, maka ditanya: "Apakah yang menyebabkan engkau menangis, ya Rasulullah?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Saya telah didatangai oleh malaikat Jibril a.s. dan berkata kepadaku: "Sesungguhnya Allah malu akan menyiksa seorang yang telah beruban didalam Islam, maka bagaimana orang yang beruban tidak malu berbuat maksiat kepada Allah s.w.t." Abul-Laits berkata: "Kerana itu maka wajib bagi orang yang telah tua menyedari kehormatan ini dan bersyukur kepada Allah s.w.t. dan malu kepada Allah s.w.t. dan kepada kedua malaikat yang mencatat amalnya. Dan menghentikan segala maksiat dan selalu rajin taat kepada Allah s.w.t. sebab tanaman itu jika sudah dekat musim mengetam, tidak boleh ditunda-tunda dan demikian pula yang masih muda, harus bertaqwa kepada Allah s.w.t. dan menjauhkan dari maksiat (dosa) serta rajin kepada taat, sebab dia tidak mengetahui bilakah tiba ajalnya, sebab bila pemuda itu rajin berbuat taat, ia akan mendapat naungan Allah s.w.t. pada hari kiamat dibawah arsy, sebagaimana tersebut didalam hadis yang diceritakan kepada kami oleh Abulhasan Alqasim bin Muhammad dari Isa bin Khosy Hafash dari Suwaid dari Malik bin Habib dari Abdurrahman bin Hafash dari Aashim dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:" Tujuh macam orang yang akan dinaungi Allah pada hari kiamat pada saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah: 1. Imam (pemimpin yang adil). 2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadat kepada Allah s.w.t. 3. Seorang yang hatinya tergantung pada masjid, jika keluar sehingga kembali (yakni rajin menjaga sembahyang berjama'ah). 4. Dua orang saling menyinta (Kasih sayang) kerana Allah s.w.t. baik ketika berkumpul atau berpisah. 5. Seorang yang ingat kepada Allah s.w.t. ketika bersendirian lalu mencucurkan airmata ketana takut kepada Allah s.w.t. 6. Seorang yang bersedekah dirahsiakan sehingga yang dikirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh kanannya. 7. ……………………………………………………………………………….. Abul -Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Umar bin Abdul-Aziz berkata: "Sesungguhnya Allah s.w.t. tidak menyiksa orang-orang umum kerana dosa-dosanya orang-orang yang tertentu tetapi apabila perbuatan dosa itu merahajalela dan terang-terangan kemudian tidak ada yang menegur, maka bererti semuanya sudah layak menerima hukuman." Dan diriwayatkan bahawa Allah s.w.t. telah mewahyukan kepada Yusya bin Nuh a.s.: "Aku akan membinasakan kaummu empat puluh ribu orang yang baik-baik dan enam puluh ribu orang yang derhaka." Nabi Yusya bertanya: "Ya Tuhan, itu orang derhaka sudah layak, maka mengapakah orang yang baik-baik itu?" Jawab Allah s.w.t.: "Kerana mereka tidak murka terhadap apa yang Aku murka, bahkan mereka makan minum bersama mereka yang derhaka itu." Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud): "Anjurkan lah kebaikan itu meskipun kamu belum dapat mengerjakannya dan cegahlah segala yang mungkar meskipun kamu belum menghentikannya." Anas r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud): "Sesungguhnya diantara manusia itu ada yang menjadi pembuka untuk kebaikan dan penutupan dari kejahatan, dan ada juga manusia yang menjadi pembuka kejahatan dan penutupan kebaikan, maka sesungguhnya untung bagi orang yang dijadikan Allah s.w.t. sebagai pembuka kebaikan dan binasa bagi yang dijadikan Allah s.w.t. pembuka kejahatan itu ditangannya." Ertinya: Orang yang menganjurkan kebaikan dan mencegah mungkar itulah pembuka kebaikan dan penutupan dari kejahatn dan ia termasuk orang mukmin sebagaimana firman Allah s.w.t.: "Wal mu'minuna wal mu'minaatu ba'dhuhum auliyaa'u ba'dh ya'muruuna bil ma'rufi wayanhauna anil mungkar." Yang bermaksud: "Orang-orang mukmin lelaki dan perempuan setengah menjadi wali pembantu pada setengahnya, menganjurkan kebaikan dan mencegah dari mungkar." Adapun yang menganjurkan mungkar dari mencegah dari kebaikan maka itu tanda munafiq sebagaimana firman Allah s.w.t.: "Almunafiquuna walmunafiqatu ba'dhuhum min ba'dh ya'muruuna bil mungkari wayanhauna anil ma'ruf" Yang bermaksud: "Orang munafiq lelaki dan perempuan masing-masing menjadi wali pembantu setengahnya menganjurkan kejahatan dan mencegah kebaikan." Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: "Seutama-utama amal ialah amar ma'ruf dan nahi mungkar (menganjurkan kebaikan dan mencegah kejahatan), dan membenci orang yag fasiq (melanggar hukum). Maka siapa yang menganjurkan kebaikan bererti memperkuat orang mukmin dan siapa mencegah mungkar bererti menghina orang munafiq. Said meriwayatkan dari Qatadah berkata: "Ada seorang datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. ketika diMekah lalu bertanya: "Benarkah engkau mengaku sebagai utusan Allah s.w.t.?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w. : "Ya" Lalu bertanya: "Amal apakah yang lebih disukai Allah s.w.t?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Menghubungi keluarga." Tanyanya lagi: "Kemudian apakah?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Menganjurkan kebaikan dan mencegah mungkar." Lalu ditanya lagi: "Amal apakah yang sangat dimurkai Allah s.w.t.?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w. " Syirik, mempersekutukan Allah s.w.t." "Kemudian apakah?" tanyanya lagi. Nabi Muhammad s.a.w. menjawab: "Memutuskan hubungan kekeluargaan." "Kemudian apakah?" tanyanya lagi. Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Meninggalkan amar ma'ruf dan nahi mungkar (tidak suka menganjurkan kebaikan dan mencegah mungkar)." Sufyan Atstsauri berkata: "Jika kau melihat orang yang pandai quran itu disayangi oleh tetangganya dan dipuji oleh kawan-kawannya, maka ketahuilah bahawa ini suka mengambil hati (yakni tidak tegas amar ma'ruf dan nahi mungkar)." Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Jabir r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud) Tidak terjadi pada suatu kaum seorang yang berbuat durhaka, sedang mereka dapat menghentikannya tetapi mereka tidak mencegahnya melainkan Allah s.w.t. akan meratakan mereka siksaanNya sebelum mati mereka." Abul-Laits berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. mensyaratkan berkuasa untuk mencegah bererti bahawa orang-orang yang baik-baik berkuasa (berwibawa), kerana itu maka kewajipan mereka harus mencegah merahajalelanya orang-orang ahli maksiat." Allah s.w.t. memuji ummat ini didalam ayat yang berbunyi: "Kuntum khoiro ummatin ukhrijat linnaasi ta'muruna bil ma'rufi watanhauna anil mungkari watu'minuna billah." Yang bermaksud: "Kamu sebaik-baik ummat yang dilahirkan untuk manusia kerana menganjurkan kebaikan dan mencegah mungkar dan beriman kepada Allah." Didalam ayat lain pula berbunyi: "Wal takun minkum ummatun yad'uuna jlal khori waya'muruuna bil ma'ruufi wayanhauna anil munkar wa'ulaika humul muflihuun." Yang bermaksud: "Harus ada dari kamu golongan (orang-orang) yang mengajak kepada kebaikan dan menganjurkan segala ma'ruf (yang baik) dan mencegah mungkar dan merekalah orang-orang yang beruntung (bahagia)." Juga Allah s.w.t. mencela orang-orang yang tidak suka mencegah munkar dalam ayat yang berbunyi: "Kaa nu laa yatana hauna an mungkharin fa'aluhu labi'samaa kaanuu yaf'alun." Yang bermaksud: "Mereka tidak saling mencegah dari perbuatan mungkar yang mereka perbuat, sesungguhnya busuk perbuatan mereka itu." Didalam ayat yang lain pula Allah s.w.t. berfirman: "Lau laa yanhahumur robbaniyuna wal ahbaaru an qaulihimul itsma wa aklihimus suhta, labi'sa maa kaanu yash ma'uun." Yang bermaksud: "Mengapa para ulama dan orang-orang yang mengerti agama itu tidak melarang mereka dari kata-kata yang keji dan makan yang haram, sungguh busuk apa yang mereka perbuat." Seharusnya orang yang akan menganjurkan amar maruf itu melaksanakan sendiri peribadi supaya lebih mantap manishat peringatannya. Abud Dardaa r.a. berkata: "Siapa yang menasihati saudaranya dimuka umum (terang-terangan) maka bererti telah memalukannya dan siapa memberi nasihat itu sendirian maka benar-benar akan memperbaiki dan bila tidak berguna nasihat dengan rahsia maka boleh minta tolong kepada orang yang baik-baik untuk mencegahnya dari perbuatan maksiat, maka jika tidak dikerjakan yang demikian pasti perbuatan maksiat itu akan menjalar dan bermahajalela sehingga membinasakan mereka semua." Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Annu'man bin Basyir r.a. berkata: "Saya telah mendengar Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud) Perumpamaan orang yang tegak dalam hukum Allah s.w.t. dan orang yang tergelincir bagaikan rombongan yang naik kapal maka masing-masing bertempat diatas dan dibawah, maka ketika mereka sedemikian, tiba-tiba orang yang berada dibahagian bawah mengambil kapak lalu ditanya oleh kawan-kawannya: Apakah maksudmu? Jawabnya: Saya akan melubangi tempatku supaya dekat dengan air sehingga mudah bagiku mengambil atau membuang air. Maka sebahagian yang lain berkata: Biarkan ia berbuat sesukanya dibahagiannya, sebahagian yang lain pula berkata: Jangan kamu biarkan dia melubangi bahagian bawah dari kapal ini, nescaya ninasa dan membinasakan kita semua, maka bila mereka dapat menahannya bererti selamat dan selamat semuanya tetapi bila mereka tidak mencegahnya maka binasa dan binasa semuanya." Abu-Dardaa r.a. berkata: "Kamu harus melakukan amar maruf nahi mungkar, kalau tidak Allah s.w.t. akan mengguasakan diatas kamu seorang yang zalim, yang tidak menghargai orang tua dan tidak kasih kepada anak-anak, kemudian pada saat itu orang-orang yang baik diantara kamu berdoa, maka tidak diterima doa mereka, minta pertolongan juga tidak ditolong minta ampun tidak diampun." Huszaifah ra.a berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud) Demi Allah yang jiwaku ada ditangaNya, kamu harus melakukan amar maruf dan nahi mungkar atau jika tidak melakukan itu bererti sudah hampir Allah akan menurunkan siksa kepadamu, kemudian kamu berdoa maka tidak diterima oleh." Ali r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud) Jika ummatku telah takut berkata kepada orang yang zalim itu: "Engkau zalim!", maka ucapkan selamat tinggal pada ummat itu (mereka akan binasa dan hina)." Abul Said Alkhudi r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud) Jika kamu melihat perbuatan mungkar maka kamu harus roboh (tentang) dengan kekuatan kekuasaan (tangan), jika tidak dapat maka dengan nasihat lidahnya, jika tidak dapat maka dibenci dengan hatinya dan ini menunjukkan selemah-lemah iman. Menggunakan kekuatan kekerasan itu bagi orang yang berkuasa dan dengan lisan bagi para ulama (cerdik pandai) dan denganb hati bagi umum. Masing-masing orang menggunakan menurut kedudukannya, kekuatannya dan kekuasaannya." Abul-Laits berkata: "Seharusnya bagi orang yang maruf (menganjurkan kebaikan) dan nahi mungkar (mencegah kejahatan) itu harus niat ikhlas kerana Allah s.w.t. dan menegakkan agama Allah s.w.t. bukan semata-mata membela kepentingan diri sendiri, sebab bila ia benar-benar ikhlas kerana Allah s.w.t. dan agama Allah s.w.t., maka pasti mendapat bantuan pertolongan Allah s.w.t. sebagaimana ayat yang berbunyi: "In tanshurullaha yan shurkum." (Yang bermaksud: "Jika kamu benar-benar menegakkan khalimatullah, maka Allah akan menolong kamu.) Juga pasti ia terpimpin dengan taufiq dari Allah s.w.t. Ada riwayat dari Ikrimah berkata: "Ada seorang berjalan tiba-tiba ia melihat sebuah pohon disembah orang maka ia marah dan langsung ia pulang mengambil kapaknya lalu naik himar menuju ketempat pohon itu untuk memotongnya, maka dihadang iblis laknatullah ditengah jalan tetapi merupai orang, maka ditanya: "Engkau akan kemana?" Jawab orang itu: "Saya melihat pohon yang disembah orang, maka saya berjanji kepada Allah s.w.t. akan memotong pokok itu, kerana itu saya pulang mengambil kapak dan naik himarku ini untuk pergi kepohon itu." Iblis laknatullah berkata: "Apa urusanmu dengan sembahan orang, biar orang lain, mereka telah jauh dari rahmat Allah." Disebabkan rintangan iblis laknatullah itu maka ahkirnya mereka berkelahi tetapi ternyata Iblis laknatullah itu kalah, sampai berulang tiga kali tetap iblis laknatullah kalah lalu Iblis laknatullah itu berkata: "Lebih baik kau kembali dan saya berjanji kepadamu tiap hari aku akan berikan kepadamu empat dirham diujung tempat tidurmu." Orang itu bertanya: "Apakah betul kau akan begitu?" Jawab iblis laknatullah: "Ya, aku jamin tiap hari." Maka kembalilah orang itu kerumahnya, maka benarlah pada esok hari ia mendapat wang itu selama dua hari dan pada hari ketiga ternyata tidak ada apa-apa, kemudian esok harinya lagi tiada juga. Maka kerana ia tidak mendapat wang itu, maka ia segera mengambil kapak dan naik himar untuk pergi kepohon itu, maka ditengah jalan dihadang oleh iblis laknatullah yang merupai manusia dan ditanya: "Kemana kau mahu pergi?" Jawabnya: "Kepohon yang disembah orang itu untuk memotongnya." Iblis laknatullah berkata: "Engkau tidak dapat berbuat demikian, adapun yang pertama kali itu kerana kau keluar dengan marahmu itu benar-benar kerana Allah sehingga umpama semua penduduk langit dan bumi akan menghalangi kamu tidak akan dapat, adapun sekarang maka kau keluar kerana tidak mendapat wang maka bila kau berani maju setapak aku akan patahkan lehermu.", maka ia kembali kerumahnya dan membiarkan pohon itu. Abul-Laits berkata: "Seorang yang akan menjalankan amar maruf dan nahi mungkar harus melengkapi lima syarat iaitu: 1. Berilmu, sebab orang yang bodoh tidak mengerti maruf dan mungkar 2. Ikhlas kerana Allah s.w.t. dan kerana agama Allah s.w.t. 3. Kasih sayang kepada yang dinasihati, dengan lunak dan ramah tamah dan jangan menggunakan kekerasan sebab Allah s.w.t. telah berpesan keppada Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. supaya berlaku lunak kepada Fir'aun 4. Sabar dan tenang, sebab Allah s.w.t. berfirman yang berbunyi: "Wa'mur bil ma'rufi wanha anilmunkar wash bir ala maa ashabaka." Yang bermaksud: "Anjurkan kebaikan dan cegahlah yang mungkar dan sabarlah terhadap segala penderitaanmu." 5. Harus mengerjakan apa-apa yang dianjurkan supaya tidak dicemuh orang atas perbuatannya sendiri sehingga tidak termasuk pada ayat yang berbunyi: "Ata'murunannasa bil-birri watansauna anfusakum." Yang bermaksud: "Apakah kamu menganjurkan kebaikan kepada orang lain tetapi melupakan dirimu sendiri." Anas r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud): "Ketika malam isra' saya melihat orang-orang yang digunting bibirnya dengan gunting dan ketika aku bertanya pada Jibril: Siapakah mereka itu, ya Jibril? Jawabnya: Mereka pemimpin-pemimpin dari ummatmu yang menganjurkan orang lain berbuat baik tetapi lupa pada diri sendiri, padahal mereka membaca kitab Allah s.w.t. tetapi mereka tidak memperhatikan dan mengamalkannya." Qatadah berkata: "Didalam kitab Taurat ada tertulis: Hai anak Adam, engkau mengingatkan lain orang dengan ajaranKu sedang engkau melupakan Aku, dan mengajak orang kembali kepadaKu sedang engkau lari daripadaKu, maka sia-sia perbuatanmu itu." Abu Mu'awiyah Alfazari meriwayatkan dengan sanadnya bahawa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud): "Kamu kini dalam hal yang sangat jelas dari jalan Tuhanmu sehingga nampak jelas bagimu dua macam mabuk iaitu mabuk penghidupan dan mabuk kebodohan dan kamu kini masih menjalankan amar maruf dan nahi mungkar, dan kamu berjuang bukan dalam jalan Allah s.w.t. dan orang-orang yang dapat menegakkan ajaran kitab dengan sembunyi atau terang-terangan sama pahalanya dengan orang-orang dahulu dari sahabat Muhajirin dan Anshar." Alhasan berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud): "Siapa yang lari dari daerah kelain daerah untuk mempertahankan agamanya, walau baru melangkah satu jengkal, maka telah pasti (berhak) masuk syurga dan menjadi kawan Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad s.a.w." (Sebab) Nabi Ibrahim a.s. telah berhijrah dari Hiraan ke Syam iaitu yang tersebut didalam ayat yang berbunyi: "Wa qaala inni muhajirun ila robbi innahu huwal aziizul hakiem. Yang bermaksud: "Dan berkata Ibrahim, sungguh aku akan berhijrah kepada Tuhanku, sungguh Dialah yang mulia, jaya dan bijaksana." Dan Ayat yang berbunyi: "Inna dzahibun ila robbi sayahdini." Yang bermaksud: "Sungguh aku akan pergi kepada Tuhanku, Dialah yang memberi hadayat dan memimpin aku." Dan Nabi Muhammad s.a.w. telah berhijrah dari Mekkah ke Madinah, maka siapa didaerah yang penuh maksiat lalu ia keluar daripadanya kerana mengharapkan keridhaan Allah s.w.t., maka telah mengikuti jejak Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Muhammad s.a.w., maka insyaallah akan menjadi kawan keduanya disyurga. Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Waman yakhruj min baitihi muhajiran illalahi warasulihi tsumma yudrikhul mautu faqad waqa'a ajrunu alallah wakaanallahu ghafura rahima." Yang bermaksud: "Dan siapa yang keluar dari rumahnya berhijrah kepada Allah dan Rasulullah kerana taat kepada Allah dan Rasulullah kemuadian mati, maka pahalanya telah dijamin oleh Allah, dan Allah itu maha pengampun lagi penyayang." Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud): "Tiap-tiap muslim yang keluar dari rumahnya berhijrah menuju taat dan keridhoaan Allah s.w.t. dan Rasul-Nya, lalu meletakkan kakinya diatas kenderaannya walau baru berjalan selangkah kemudian mati, maka Allah s.w.t. akan memberi pahala orang-orang yang berhijrah. Dan tiap-tiap orang muslim keluar dari rumahnya untuk berperang jihad fisabilillah, mendadak terinjak oleh kenderaannya atau tergigit oleh binatang berbisa sebelum perang atau mati bagaimanapun keadaannya, maka ia mati syahid. Dan tiap orang muslim yang keluar dari rumahnya menuju ke Baitillahil Haram (berbuat haji) kemudian mati sebelum sampai, maka Allah s.w.t. akan mewajibkan baginya syurga." Abul-Laits berkata: "Dan siapa tidak hijrah dari daerahnya sedang ia sanggup menunaikan ibadat kepada Allah s.w.t., maka tidak apa-apa asalkan ia membenci pada maksiat yang terjadi disekitarnya, maka ia dimaafkan." Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "Cukup bagi seorang yang melihat mungkar dan ia tidak dapat merubahnya, asalkan Allah s.w.t. mengetahui dalam hatinya bahawa ia tidak suka pada mungkar itu." Sebahagian sahabat r.a. berkata: "Jika seorang melihat mungkar dan tidak dapat mencegahnya, maka hendaklah dia membaca: Allahuma inna hadzaa munkaran fala tu'aa khidzni bihi. Yang bermaksud: Ya Allah, maka jangan menuntut aku dengan adanya mengkar. (Sebanyak 3 kali) Maka jika membaca yang demikian ia mendapat pahala seperti orang amar maruf dan nahi mungkar. Umar bin Jabir Allakhmi dari Abu Umayyah berkata: "Saya tanya pada Abu Tsa'labah Alkhusyani r.a. tentang ayat yang berbunyi: "Ya ayyuhai ladzina aamanu anfusakum laa yadhurrukum man dholla idzah tadaitum." Yang bermaksud: "Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, tidak apa-apa bagimu kesesatan orang yang sesat bila kamu telah mendapat hidayat dan berlaku baik." Jawab Abu Tsa'labah: "Engkau telah tanya pada orang-orang yang benar mengetahui, saya telah tanya kepada Rasulullah s.a.w. maka Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud): "Hai Abu Tsa'labah, laksanakan amar maruf dan nahi mungkar, maka apabila engkau telah melihat dunia sudah diutamakan dari lain-lainnya, dan orang yang kikir telah diikuti orang, dan tiap orang sombong dan berbangga dengan pendapatnya sendiri, maka jagalah dirimu, sebab dibelakangmu adalah saat kesabaran dan ketahanan dan bagi orang yang kuat mempertahankan sebagaimana yang kamu lakukan sekarang ini akan mendapat pahala sama dengan lima puluh orang." Sahabat bertanya: "Sama dengan lima puluh orang dari kami atau dari mereka?" Jawab Rasullullah s.a.w.: "Sama dengan lima puluh orang dari kamu." Qais bin Abi Hazim berkata: "Saya telah mendengar Abu Bakar Assiddiq r.a. berkata: "Kamu membaca ayat ini (yang berbunyi): "Ya ayyuhallazlina amanu alaikum anfusakum ia yadhurrukum man dholla idzah tadaitum, ilallahi marji'ukum kami'an." Yang bermaksud: "Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, tidak bahaya bagimu kesesatan orang-orang yang sesat jika kamu sendiri mengikuti petunjuk, kepada Allah kamu semua akan kembali." Dan saya telah mendengar Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud): "Tiada satu kaum yang memaharajalela ditengah-tengah mereka perbuatan maksiat kemudian tiada yang berusaha merubahnya dan mencegahnya melainkan telah hampir tiba pada mereka siksa umum merata dari Allah s.w.t." dan kamu letakkan tidak pada tempatnya. Ibn Mas'ud r.a. ketika ditanya mengenai ayat ini, ia menjawab: "Bukan masanya tetapi itu berlaku bila hawa nafsu telah mengusai dan merata dan orang-orang suka berdebat, maka tiap orang harus menjaga keselamatan dirinya, maka pada saat itulah tiba masanya...

Tiada ulasan:

Catat Ulasan